JAKTIM | Citranewsindonesia.com — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bersama Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono berkunjung ke Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur membahas terkait pelaksanaan tracing Covid-19.
Tiba di Puskesmas, Menkes bersama rombongan bergegas menuju lantai 3 untuk berbincang dengan seluruh pegawai. Dalam laporannya, Kepala Puskesmas Kramat Jati Inda Mutiara menjelaskan perkembangan pelaksanaan 3T (Tracing, Testing, Treatment) sekaligus perkembangan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Disampaikan bahwa per tanggal 2 Maret 2021 jumlah kasus aktif di Kramatjati sebanyak 414, dirawat di RS ada 165 orang, isolasi mandiri 240 orang dan isolasi di hotel ada 9 orang.
Dari jumlah kasus tersebut, pihaknya telah intens melakukan pelacakan dengan menerjunkan 46 tracer yang tersebar di 7 kelurahan serta melakukan penanganan pasien berdasarkan gejala yang dialami.
“Pasien dengan gejala ringan bisanya kami rujuk ke Wisma Atlet, tanpa gejala kami sarankan untuk isolasi mandiri di rumah, untuk kasus ini biasanya kami pantau terus, sementara gejala berat di rujuk ke RS,” terangnya.
Selain bertugas melakukan pelacakan kasus kontak erat, para tracer juga harus melakukan beberapa tugas tambahan seperti aktif memberikan informasi dan edukasi seputar kegiatan promotif preventif kepada para pasien dan masyarakat, pemantauan harian, menghimpun all record, bisa menilai keadaan klinis pasien jika dibutuhkan.
“Karena bisa terjadi saat isolasi mandiri kemudian ada perburukan. Nah, seorang tracer harus bisa mengambil sikap dan harus berkonsultasi dengan tim dokter,” ucapnya.
Perwakilan Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang turut hadir dalam audiensi, mengatakan bahwa pihaknya siap membantu mendampingi pelaksanaan tracing di Kecamatan Kramat Jati. Saat ini, setiap kelurahan terdapat 1 anggota yang siap membantu Puskesmas melakukan pelacakan kasus.
Sebelum ikut mendampingi para tenaga tracer, Babinsa dan Bhabinkamtibmas telah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.
Inda mengungkapkan bantuan dari Bhabinkamtibmas maupun Babinsa untuk membantu pelaksanaan tracing diharapkan kian mempercepat penemuan kasus di masyarakat supaya tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat, sehingga laju penularan bisa dikendalikan.
Mengakhiri perbincangan, Menkes berharap ke depan kolaborasi 3 pilar yakni antara pemerintah, TNI dan Polri dalam pelaksanaan tracing bisa berjalan lebih baik lagi. Sebab, kesukseskan vaksinasi turut ditentukan oleh kedisiplinan pelaksanaan 3T dan 3M.
“Saya pingin 3T terus ditingkatkan lebih bagus lagi, bekerja sama dengan babinsa dan babhinkamtibmas, walaupun vaksinasi ada tapi ini yang paling utama,” pungkasnya.
(Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg. Widyawati, MKM)
***