Tangerang Selatan -,Konstruksi bangunan SMPN 12TANGSEL yang retak dan goyang, serta terancam ambruk mendapat perhatian khusus dari Pemkot Tangerang Selatan. Bahkan Pemkot berjanji akan memperbaiki berbagai kerusakan bangunan sekolah tersebut. “Bangunan SMPN 12 sudah, kami masukan untuk rehab,” kata Kepala Dinas Pendidikan Tangerang Selatan, Taryono kepada wartawan, Rabu (15/9/2021).
Saat ditanya lebih jauh, Taryono tak menjelaskan secara detail kapan kepastian pelaksanaan rehab SMPN 12 tersebut. Namun hanya memberikan penjelasan singkat via WA,bahwa rencana rehab akan masuk dalam APBD tahun depan. “Ya, APBD 2022,” ujarnya lagi.
Seperti diketahui, beberapa hari lalu sejumlah anggota DPRD TANGSEL sudah melakukan kunjungan ke SMPN 12. Adapun tiga legislator itu dari Komisi II yang membidangi pendidikan, yakni Fraksi Golkar, PKS dan PKB, mereka datang dan mengecek langsung ruang kelas Perpustakaan yang dianggap cukup mengerikan, Senin (13/9/2021).
“Mereka berjanji akan segera merealisasikan usulan untuk merenovasi total bangunan SMPN 12 Tangsel pada anggaran APBD 2022,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, SMPN 12 Tangsel, Nurilah Hanum kepada wartawan, Rabu (15/09/2021).
Dari hasil diskusi dengan para anggota dewan tersebut, kata Hanum lagi, mereka tak bisa mengusulkan untuk perbaikan gedung sekolah. Karena hampir semua mata anggaran terkena refocusing untuk pencegahan dan penyebaran Covid-19.
“Untuk tahun ini 2021, anggaran masih tersedot karena Pandemi Covid-19,” ujarnya seraya menirukan.
Sementara itu di tempat terpisah, salah seorang Komite Sekolah SMPN 12 TANGSEL yang tak mau disebutkan mengatakan pelaksanaan dan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) SMPN 12 ini perlu terus dievaluasi terus menerus agar siswa tetap mendapatkan prioritas kesehatan.
Disisi lain, kata Komite itu lagi, pihaknya mendengar ada ruang kelas yang cukup membahayakan keselamatan jiwa siswa dan guru. Karena itu, pihaknya langsung mengechek ke lokasi tersebut. “Kita sidak dan bersih-bersih ruang kelas, ternyata memang Ruang Perpusatakaan ini bisa membahayakan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan selain lantai beton kelas tersebut retak-retak dan turun beberapa centimeter, juga menimbulkan goyangan yang mirip gempa bumi. “Kalau lantai bawah untuk belajar mengajar, tentu membahayakan.”
Tentu saja, sambungnya lagi, sebagai orang tua murid menjadi was-was dan cemas. “Saya takut tiba-tiba kelas perpustakaan ini roboh. Sehingga tidak bisa dibayangkan, apa yang terjadi jikalau roboh, disaat jam belajar,” terangnya.
Harapannya, sambung dia, supaya ruang kelas yang tampak goyang bak gempa bumi itu, lekas di renovasi dan jangan ditunda tunda lagi.
(Rls/Team)
***