Jakarta | Citranewsindonesia. Com– M. Sifran. S Ketua Karateker PW GPI Jakarta Raya menyampaikan Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November merupakan refleksi sejarah atas peran pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Hal tersebut nampaknya menjadi refleksi pemikiran bagi kita semua. Ia menilai Indonesia hari ini dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil menurunkan jumlah kasus Covid-19. Bahkan WHO sebagai lembaga kesahatan dunia saat ini mengakui hal tersebut.
“Hal ini bisa dilihat dari angka positif rete corona yang yg menyetuh 4% yang sebelumnya sangat tinggi di angka 30%”, ujarnya, Selasa (08/11/2021) di Sekretariat GPI Menteng 58.
Lebih lanjut, seperti data tren kasus harian Covid-19 yang dikutip dari Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat penambahan kasus covid-19 terendahnya sejak Mei 2021, yakni 2.577 kasus pada 13 September 2021.
“Tentunya kita memberikan aparesiasi penuh kepada kerja keras pemerintah pusat maupun daerah selaku pemangku kebijakan yang hari ini berperan penting dan bersungguh-sungguh dalam menekan laju perkembangan kasus covid 19 di indonesia dari sisi kebijakan,” tambahnya.
Hal ini tidak terlepas pula dari dukungan dan kordinasi yang baik diantara semua elemen bangsa baik, TNI dan Polri, Nakes, Ormas, OKP dan Mahasiswa yang sama-sama bahu membahu dalam mensukseskan program vaksinasi nasional sebagai satu langkah positif untuk menekan laju pertumbuhan kasus corona di indonesia.
“Kita menyebut semua ini adalah pahlawan dari pandemi, karena mereka berhasil menekan angka penurunan covid-19. Namun, situasi pandemi hari ini belum berakhir seratus persen. Meskipun Indonesia saat ini memasuki fase penurunan kasus covid-19 yang signifikan semua pihak harus menyikapinya dengan kewaspadaan dengan tetap menjaga prokes dan anjuran yang dibuat pemerintah,” tuturnya.
Sifran juga meminta kepada masyarakat untuk tidak terjebak euphoria atas perbaikan di sejumlah indikator penanganan Covid-19.
“Kewaspadaan dan kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan tidak boleh mengendur agar Indonesia dapat menghindari risiko lonjakan kasus seperti yang terjadi di negara lain,” tutupnya.
RIFANDY
***