Niasselatan | citranews.co.id– Pembangunan sekolah SMA Negeri 3 di kecamatan huruna oleh dinas pendidikan pemerintah propinsi sumatera utara dikeluhkan warga desa sekitar, yaitu desa Sifalago huruna , desa Tundrumbaho , Sisarahili huruna , pasalnya kontraktor dan pelaksana kegitan pembangunan SMA Negeri 3 tak peduli analisa dampak lingkungan.
“Mulai dari Tahun 2018 hingga awal tahun 2021 melalu program pemerintah pusat yaitu ADD (anggaran dana desa ) walau hanya pengerasan jalan bisa dilalui kendaraan roda 2 sehingga akses antar desa sedikit lebih mudah dan meningkatkan perekonomian masyarakat dengan akses roda 2 tersebut.
“Kita sangat berterimakasih dengan adanya program Dana desa,yang mana jalan dari desa Tundrumbaho ,Sisarahili huruna dan sifalago dapat di lewati kendaraan roda dua yang pengerjaannya ,walaupun hanya pengerasan jalan tetapi sangat memberikan efek positif bagi masyarakat,jelas warga tak mau disebutkan namanya.
“Kebaikan itu dapat dirasakan hingga awal Tahun 2021 kendaraan roda dua masih dapat di lewati.
Tetapi kenyamanan itu hilang dengan adanya tambahan bangunan dari Dinas Pendidikan propinsi sumatera utara yaitu pembangunan gedung sekolah dilingkungan sekitar SMA Negeri 3 huruna oleh pelaksana kegiatan pembanguna atau kotraktor tak memikirkan analisa dampak lingkungan dengan memaksa roda 4 untuk mengangkut bahan material pembangunan sekolah tersebut.
“Yang terjadi jalan yang tadinya bisa dilalui roda 2 jadi hancur dan tak bisa dilewati lagi secara otomatis pergerakan ekonomi masyarakat juga jadi terganggu dan fisik pembangunan ADD yang selama ini telah di kuncurkan pemerintah terbuang sia-sia dan siapa yang bertanggungjawab ? apa kontraktor akan bangun kembali jalan yang sudah hancur ? jadi pertanyaan masyarakat sekitar.
“Kita Tidak menyalahkan bangunan yang ada tapi kita menyayangkan kontraktor bangunannya.
memaksakan Roda 4 melintasi jalan yang semestinya, sangat jelas tidak dapat dilewati Roda 4 namun dipaksa untuk mengangkut bahan material bangunan dan juga tidak berinisiatif untuk memperbaiki jalan terlebih dahulu hingga akhirnya roda dua tidak dapat dilewati sama sekali.
Jadi, harapan kami masyarakat sekitar semogalah kondisi ini dapat diperhatikan oleh pemerintah propinsi ataupun dinas pendidikan propinsi sumatera utara, juga pihak terkait lainnya baik dinas pendidikan kabupaten Nias selatan dan pemerintah daerah khususnya forkopinda kabupaten Nias Selatan terlebih kepada Bupati Nias Selatan Hilarius Duha dan wakil Bupati Nias Selatan Firman Giawa , agar memberi perhatian khusus bagi daerah terpencil agar dapat menikmati pembanguan secara nyata .
( Red/ Yus )
***