NIAS BARAT | Citranewsindonesia.com – Wakil Bupati Dr. Era Era Hia, MM.,M.Si sebagai Narasumber pada pelaksanaan Seminar Nasional Universitas Nias Raya (UNIRAYA) yang bertemakan “Prospek Perekonomian Pulau Nias Pasca Pandemi Covid-19” bertempat Aula Kampus Universitas Nias Raya Telukdalam Kabupaten Nias Selatan – Kamis, 30 Juni 2022.
Acara pembukaan berlangsung penuh hikmat yang diawali dengan Doa oleh Pendeta dan dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Lagu Mars Nias Selatan. Diteruskan Kata Pembukaan dari Ketua Panitia, lalu sambutan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan diakhiri dengan sambutan sekaligus membuka secara resmi Seminar oleh Rektor UNIRAYA.
Tiba pada penyampaian Materi, dimana ada tiga (3) orang pemateri antara lain Dr. Martiman S Sarumaha, M.Pd (Rektor UNIRAYA), Dr. Era Era Hia, MM.,M.Si (Wakil Bupati Nias Barat & Dosen Tetap Universitas Raharja) dan Prof. Carunia M. FIrdausy, Ph.D (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara).
Dalam sajian Pemateri pertama Dr. Martiman S Sarumaha, M.Pd menyampaikan bahwa Prospek Perekonomian Kepulauan Nias Pasca Pandemi-19 melahirkan tantangan baru terutama kepada masyarakat Kepulauan Nias dalam menyikapi persoalan komompleks akibat Pandemi.
Pulau Nias memiliki Potensi dalam kaitan Bonus demografi yakni perkembangan jumlah penduduk yang sangat signifikan, lahan yang subur, memiliki budaya dan bentangan alam yang luas.
Kita banyak akses yang menjadi pendukung kita bisa keluar dari persoalan yang kita hadapi saat ini.
Namun, pada saat yang sama ada faktor kelemahan dimana seharusnya kita menjadi superior dan bukan infarior, ada tuntutan orangtua bahwa anak2 selesai pendidikan harus menjadi PNS dan minset ini seharusnya dirubah. Pulau Nias memang harus diakui bahwa masih kurang SDM dalam men-manage persoalan kebutuhan hidup. Jalan Raya adalah tanggungjawab pemerintah, maka salah satu contoh ketika pengguna jalan jatuh karena jalan berlobang, maka pemerintah harus bertanggungjawab karena Pembangunan jalan bersumber dari pajak rakyat, tutur Dr. Martiman.
Dr. Era Era Hia, MM.,M.Si dalam sajian Materi menyampaikan bahwa Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi semua dimensi kehidupan manusia, baik di bidang sosial, politik maupun ekonomi.
Berdasarkan Data BPS, Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 sebesar -2.07 persen. Hal ini menyebabkan perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami deflasi atau penurunan drastis.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan PSBB, PPKM untuk membatasi gerakan masyarakat sebagai upaya mengurangi percepatan Pandemi Covid-19, sehingga membuat masyarakat semakin sulit dalam menghadapi situasi dan menyebabkan meningkatnya penurunan perekonomian. Belum lagi pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawan perusahaan. Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan dari 5,04 persen menjadi -2,63 persen dan konsumsi lembaga non profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami penurunan dari 10,62 persen menjadi -4,29 persen. Konsumsi Pemerintah juga mengalami penurunan dari 3,25 persen menjadi 1,94 persen, karena mengurangi alokasi di bidang infrastruktur pada tahun 2020 dan fokus pada penanggulangan Pandemi di Indonesia.
Wakil Bupati selanjutnya menjelaskan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berperan strategis dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi masyarakat melalui kebijakan yang telah termuat dalam APBN/APBD. APBN/APBD merupakan Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi di Masa maupun pasca Pandemi. Betapa tidak, melalui kegiatan proyek dan Dana Desa menggerakkan sektor perekonomian masyarakat. Beberapa kebijakan lain dalam program bantuan antara lain; PKH, BLT, Kartu. Sembako, KIS, BPJS, Subsidi PLN serta banyak lagi yang lain yang manfaatnya sangat dirasakan masyarakat, papar Lulusan S-2 dan S-3 IPDN itu.
Selanjutnya Wakil Bupati Nias Barat yang sekaligus sebagai Ketua DPD Partai GOLKAR Kab.Nias Barat itu, menyampaikan potret dan prospek sektor unggulan perekonomian kepulauan Nias antara lain; sektor pertanian yang merupakan potensi utama sekaligus mata pencaharian utama bagi masyarakat kepulauan Nias terutama tanaman pangan dan hortikultura disamping komoditi lain seperti pisang, ubi-ubian, kelapa, karet pinang, kakao. Kemudian potret dan prospek unggulan lainnya di sektor perikanan dan peternakan.
Strategi pemerintah daerah dalam mendorong peningkatan perekonomian di kepulauan Nias terkait kebijakan mempercepat penyerapan APBD maupun DD dengan tepat waktu dan tepat sasaran, memperkuat BUMDes, memfasilitasi UMKM dalam hal akses pasar dan yang paling penting lagi adalah Pemerintah daerah menanamkan jiwa wirausahawan sejak dini kepada generasi muda kepulauan Nias serta percepatan implementasi kerjasama antar daerah yang bisa mendorong kebangkitan ekonomi daerah, tutur Pak Era.
Pemateri ketiga Prof. Carunia M. FIrdausy, Ph.D menyampaikan bahwa upaya mendorong harapan masyarakat melalui upaya melahirkan industri kreatif (kuliner, Money Changer dll), ada banyak Sumber Daya Alam (SDA) lokal yang layak di kembangkan. Geliat dunia Parawisata harus benar2 nyata juga konten dan sosial media harus bisa dimanfaatkan. Demikian juga
UMKM yang bisa terbangun dengan baik.
Kepada adek-adek para mahasiswa, ketika anda keluar dari pintu UNIRAYA ini silahkan buat pertanyaan “apakah saya diterima oleh masyarakat; setelah selesai menuntut ilmu Ekonomi dan Bisnis”? Kita mesti bangga dengan hasil produksi sendiri dan jangan bermegah menjadi konsumen dari produk luar/asing.
Persoalan ekonomi Indonesia cukup kompleks, masalah kemiskinan, pendidikan, kesehatan, pengangguran, korupsi, dan kriminal. Ketika pertumbuhan ekonomi meningkat, pertanyaan besarnya adalah siapakah yang menikmati pertumbuhan? Masalah klasik ekonomi adalah pemerataan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dirasakan oleh golongan masyarakat menengah atas, pertumbuhan ekonomi tanpa dinikmati oleh masyarakat bawah, seperti buruh, pelaku UMKM, honorer dan juga mayoritas pekerja harian berpendapatan menengah dan rendah. Dalam bahasa lain pertumbuhan ekonomi tidak menetes ke kelompok lain kelas bawah ekonomi.
Usai penyampaian materi, dilanjutkan dengan diskusi/dialog dan diakhiri dengan pemberian cinderamata kepada para Narasumber oleh Panitia.
(Alexander Zai)
KEPALA BIRO