Tantangan Etika Jurnalistik Dan Etika Digital Di Tahun 2024

Tangsel | Citranewsindonesia.com – Ditahun 2024 merupakan suatu peristiwa politik yang sangat penting karena dilakukan secara bersamaan dengan adanya pemilihan calon legislatif dan presiden, kepala daerah jadi satu.

Potensi di arena Demokrasi ditahun 2024 akan memunculkan permasalahan antara lain distribusi logistik pemilu, kapasitas dan beban kerja petugas kpps yang tinggi, akurasi data perhitungan hasil suara, sampai potensi terjadinya gugatan atas hasil perhitungan suara.

Posisi media dan letak politik untuk jurnalis menjelang pemilu, merupakan tantangan besar sehingga tidak mudah diterapkan oleh para Jurnalis di tanah air.

Alasan itu lah yang mendasari forum dialog Journalism Roadshow 2022 Tangerang Selatan hadir dengan tema “Tantangan Jurnalistik dan Etika Digital Di Tahun Pemilu”, yang diadakan di resto Bupe (Bukit Pelayangan Resto )di jalan Cilenggang 1 No.53, Cilenggang, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan-Banten ,pada Rabu, 26 Oktober 2022.

Untuk Diskusi di acara ini hadir narasumber ada Sasmito Madrim(Ketua umum Aji Indonesia), Yohan Wahyu (Peneliti Litbang Kompas), Ade Firman(Pimred BN ChannelChannel TV), Keynote Speaker hadir H. Abdul Rasyid, S.Ag (ketua DPRD tangsel) dan Semuel AP, BB. Sc, MM(Dirjen Aptika Kementrian Kominfo ) serta pembawa acaranya Wilda Cahya Ningrum Lubis.

BACA JUGA :   Pemuda Indonesia Timur Bagikan Makanan dan APD Bersama GCI

Dalam sambutan nya H Abdul Rasyid, S.Ag Menjelang pemilu 2024 ini diperlukan informasi atau konfirmasi yang di infokan secara baik, sehat, kode etik jurnalis diperlukan pedoman prilaku,dan pedoman liputan agar tidak ada yang dirugikan.

“Media adalah salah satu komponen penting dalam pembangunan Demokrasi politik, jurnalistik juga merupakan alat control, media dalam hal ini membantu ada dua hal yang bisa dilakukan berpotensi yang pertama berpotensi untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat, sosial politik, edukasi politik, dan membantu masyarakat terlibat lebih aktif dalam proses demokrasi ditahun 2024.”lanjutnya.

Diketahui survey dari Kepios per Januari 2022 total populasi masyarakat 277,7 juta berbanding dengan pengguna internet yang meningkat 2,8 juta atau 1 persen dari jumlah sebelumnya. Kemudian untuk jumlah gender 49,7 persen untuk wanita dan 50,3 persen untuk pria. Data untuk pengguna internet di perkotaan berkisar 57,9 persen dan 42,1 persen di pedesaan. dari total pengguna internet se-Nusantara sebesar 204,7 juta orang per Januari 2022 dan 73,05 juta orang tak menggunakan internet sehingga secara keseluruhan 26,3 persen populasi dalam kondisi offline.

BACA JUGA :   WALIKOTA RESMIKAN LAYANAN ANTAR JEMPUT DOKUMEN KEPENDUDUKAN DISDUKCAPIL

Menurut data Ade Firman, Pada saat selama pandemi ini tren business yang paling popular adalah di media sosial dan dalam Per 2 November akan ada teknologi dimana televisi udah menggunakan televisi digital ,dampaknya makin banyak frekuensi. Untuk mengantisipasi utk media adalah Konfegrensi arti menyederhanakan atau menyatukan dalam satu gengaman. Dunia akan berubah menjadi migrasi ke digital.

(maria)

Facebook Comments

Maria

Wartawan

Mungkin Anda Menyukai

IKUTI CITRANEWS OK TERIMAKASIH