Cilacap | CitraNewsIndonesia.com — Pandemi covid 19 sudah 2 tahun berjalan setelah ditetapkan oleh pemerintah, dampaknya sangat luar bisa tidak hanya menciptakan krisis kesehatan masyarakat tapi pandemi covid 19 secara nyata telah mengganggu pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dampak dari covid 19 dirasakan tidak hanya kalangan atas saja, dikalangan masyakat bawah juga sangat terasa misalnya seperti para seniman wayang kulit yang terkenal di Cilacap. Hal ini tidak sengaja dilihat oleh jurnalis media ini, sebanyak lima orang dalang sedang ngamen di jalan daerah Kesugihan, saat media ini mendekat dan memastikan siapa mereka sebenarnya ternyata mereka adalah dalang yang cukup terkenal khususnya di Kabupaten Cilacap. Dalang tersebut diantaranya ada Mongko Daryono, Guntur Riyanto dan teman-temannya.
Saat media ini menanyakan kepada Dalang Ki Guntur mengapa harus mengamen di jalan seperti ini, Ia mengatakan keberadaan Covid 19 sangat berdampak buruk dalam perkembangan ekonomi masyarakat. “Salah satunya kami sebagai dalang kesenian tradisional wayang kulit yang ada di Kabupaten Cilacap sekarang terjun di jalan untuk mengamen, aksi ini kami lakukan bersama teman-teman secara spontanitas, selama masa pandemi covid 19 belum bisa melakukan pentas karena aturan Prokes.
Padahal selama ini kami hidup bergantung pada pendapatan jadi dalang, semenjak covid 19 jasa dalang atau pertunjukan kesenian wayang kulit vakum karena aturan Prokes dari pemerintah, memang dalam setiap pertunjukan kesenian wayang kulit pasti akan terjadi kerumunan orang. Banyak yang sudah buat kontrak dengan pembayaran DP tapi karena aturan Prokes yang ditetapkan oleh pemerintah kontrak untuk manggung disana sini menjadi batal.
“Selama dua tahun tidak memiliki pemasukan jangankan untuk mengangsur utang ke bank, untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari sangat sulit,” ungkapnya. Sabtu (18/09/2021).
Lanjutnya, bersama teman-teman secara spontanitas sepakat turun ke jalan dan door to door ke rumah masyarakat untuk mengamen. Ngamen dilakukan karena desakan kebutuhan hidup. Saat ini juga kami melihat masyarakat jenuh butuh hiburan dan pertunjukan kesenian tradisional wayang kulit jangan sampai putus dalam pendengaran masyarakat apalagi dalam pendengaran para generasi muda.
Saat media bertanya kepada dalang Ki Guntur untuk ngamen dijalan sehari pendapatannya berapa, dan malu tidak menjadi pengamen jalanan mengingat Guntur dan teman-teman merupakan dalang terkenal di Kab. Cilacap dan banyak penggemarnya, gimana kalau mereka dengar? Ki Guntur menjawab sangat tidak malu, kenapa harus malu ini kan bukan perbuatan jahat, “Malu kalau jadi pencuri. Malu kalau bohongi orang apalagi sampai korupsi sangatlah malu, sedangkan yang kami lakukan bersama teman hanya ngamen itupun kami anggap untuk menghibur masyarakat.
“Memang saat kami menjadi pengamen pendapatan tidak seberapa dalam satu hari paling besar seratus lima puluh ribu di bagi untuk lima orang. Mau tidak mau, suka tidak suka demi bertahan hidup harus dilakukan”, ungkapnya dengan mata berlinang.
Ditempat yang sama dalang Daryono beranggapan keberadaan Covid 19 membuat kita susah tidak bisa manggung kesana sini, juga tidak ada orang yang minta kita kerja baik itu menjadi kenek tukang bangunan apalagi dalam pekerjaan lainnya karena dimata masyakat sebagai seorang dalang mungkin dipandang orang punya dan disegani, ada ketidak enakan untuk menggunakan jasa kita diluar profesi dalang.
“Padahal kalau kami tidak manggung atau tidak ada yang menggunakan jasa dalang, dapur dalang tidak ngebul karena pekerjaan kami hanya sebagai dalang. Hidup kami bergantung pada jasa dalang itu sendiri. Kami ngamen sudah mau dua minggu ini karena perut lapar”, ungkapnya.
“Kita berharap agar covid 19 cepat berlalu di negeri kita ini sehingga kita bebas sebebasnya beraktifitas seperti sediakala. Kami minta kepada pemerintah Cilacap kalau boleh mudahkan aturan Prokes agar kami ini bisa manggung. Karena kita berharap bisa kembali menekuni kesenian tradisional wayang kulit, tidak menjadi pengamen terus menerus” ungkap Daryono
Lima orang dalang terkenal itu terlihat ngamen di depan rumah Rinto dan kebetulan saat mereka mengamen Rinto ada dirumah dan sempat berbicang-bicang dengan mereka.
Rinto selaku tokoh masyarakat Desa Pesanggrahan merasa bangga kepada para dalang terkenal itu. Menurutnya keputusan yang diambil oleh para dalang menjadi pengamen jalanan adalah hal yang luar biasa.
Gimana tidak luar biasa memutuskan untuk mengamen dijalan bukan hal mudah bagi mereka mengingat mereka seorang dalang yang cukup terkenal di Cilacap, tidak hanya di Cilacap tapi juga di beberapa kabupaten lain. Mereka mengesampingkan rasa malu dan wibawa sebagai dalang terkenal hanya untuk bertahan hidup, dan menafkahi keluarga.
Coba kita bayangkan barusan mereka ngomong mereka ngamen karena perut lapar dan kita dengar upah mereka dalam satu hari paling besar seratus lima puluh ribu dibagi untuk lima orang apakah itu cukup buat kebutuhan hidup satu keluarga tentu tidak, ini yang saya kagumi kepada para dalang, dalam situasi apa pun mereka tidak menyerah malah mereka memberi contoh yang baik.
Memang keberadaan Covid 19 telah menyusahkan banyak orang termasuk sahabat kita para dalang ini, kita harapkan Covid 19 segera berakhir sehingga sahabat kita para dalang tidak terus menerus sebagai pengamen jalanan, suatu saat akan kembali pada jati diri mereka masing-masing sebagai dalang.
“Kalau boleh kita berharap kepada pemerintah agar pemerintah daerah membantu teman-teman para dalang atau memberikan solusi agar mereka keluar dari masalah yang dihadapi. Karena para dalang yang kita idolakan dan banggakan selama ini sedang mengalami kesulitan ekonomi.” Ungkapnya.
#Jos.
Kepala Biro